Penyebab Perselingkuhan Antar Lawan Jenis

BERITA48 Dilihat
banner 468x60

BBSNEWS.CO.ID, Perselingkuhan antar lawan jenis merupakan fenomena yang tak hanya merusak kepercayaan dalam hubungan, tetapi juga menimbulkan dampak emosional dan sosial yang besar. Meski setiap kasus memiliki dinamika unik, terdapat sejumlah faktor umum yang sering menjadi pemicu seseorang terlibat dalam hubungan di luar ikatan sah. Mengetahui penyebab tersebut penting agar pasangan bisa lebih waspada, mencegah terjadinya perselingkuhan, dan membangun fondasi hubungan yang lebih sehat.

1. Kebutuhan Emosional yang Tidak Terpenuhi

Salah satu akar utama perselingkuhan adalah ketidakpuasan emosional dalam pernikahan atau pacaran. Saat seseorang merasa pasangannya kurang memberikan perhatian, empati, atau dukungan, mudah muncul godaan mencari “pelarian” di luar. Rasa sepi, diabaikan, atau dipandang remeh, pada akhirnya memicu pencarian ikatan baru yang menjanjikan pemenuhan kebutuhan emosional tersebut.

banner 336x280

2. Komunikasi yang Buruk

Komunikasi adalah jembatan utama dalam setiap hubungan. Kurangnya keterbukaan, seringnya terjadinya konflik yang tidak terselesaikan, atau kebiasaan mengkritik tanpa solusi akan menciptakan jarak antarpasangan. Dalam kondisi demikian, salah satu pihak dapat terjerumus ke dalam hubungan gelap yang terasa lebih “mudah” karena minim tekanan komunikasi.

3. Tantangan dalam Kepuasan Fisik

Hubungan intim yang memuaskan menuntut kepekaan, keberanian mengeksplorasi, serta kesediaan kedua belah pihak untuk saling memahami. Jika kepuasan seks menurun—karena stres, gangguan kesehatan, atau persoalan libido—salah satu pihak mungkin mencari pengalaman seksual alternatif demi memenuhi hasrat yang dirasa terabaikan.

4. Pengaruh Lingkungan dan Kesempatan

Lingkungan kerja yang intens, pergaulan luas di media sosial, atau hidup dalam budaya yang menormalisasi “friend zone” yang berakhir romantis, turut menjadi pemicu. Kesempatan berduaan dalam situasi rentan—seperti perjalanan dinas, acara malam hari, atau hangout panjang—menjadi momentum mudah untuk menjalin hubungan terlarang.

Baca Juga  Perampok Minimarket di Tembak Mati Polisi, Begini Kronologi Kejadiannya

5. Faktor Kepribadian dan Psikologis

Beberapa ciri kepribadian, misalnya tingkat impulsivitas tinggi, kebutuhan akan sensasi, atau rasa rendah diri, dapat mendorong perilaku selingkuh. Seseorang yang mudah bosan atau mencari tantangan baru cenderung lebih rentan terhadap godaan orang ketiga. Selain itu, latar belakang keluarga (misalnya terbiasa melihat orangtua berselingkuh) juga mempengaruhi pola asuh dan sikap terhadap kesetiaan.

6. Teknologi dan Media Sosial

Munculnya aplikasi kencan instan, pesan singkat, serta platform media sosial membuka jalur komunikatif yang privat dan cepat. Tanpa disadari, banyak pasangan mulai berinteraksi lebih intens dengan orang lain di luar hubungan resmi mengirim emoji genit, pesan pribadi larut malam, hingga bertukar foto yang melewati batas. Ruang digital ini menjadi “zona abu-abu” yang menyuburkan perselingkuhan.

7. Kurangnya Komitmen dan Nilai Bersama

Komitmen adalah janji untuk saling setia. Jika salah satu pihak memandang hubungan sebagai sesuatu yang fleksibel atau melihat kesetiaan sebagai tradisi usang, peluang perselingkuhan meningkat. Perbedaan nilai dasar—misalnya satu pihak menolak gagasan monogami—juga memicu ketegangan yang berujung pencarian afeksi di luar.

Upaya Pencegahan

  1. Memperkuat Komunikasi: Luangkan waktu rutin untuk berbicara terbuka tentang perasaan dan kebutuhan.

  2. Terapi Pasangan: Jika masalah berulang, profesional dapat membantu memperbaiki pola interaksi.

  3. Bangun Keintiman: Selain hubungan fisik, bangun juga kedekatan emosional melalui aktivitas bersama.

  4. Batasan Digital: Sepakati aturan penggunaan media sosial dan perangkat pribadi agar ikatan tidak terdistraksi.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed