Pernah dengar teman kamu bilang, “Ih, aku gelay banget sama dia!” dan kamu cuma bisa mengernyit sambil mikir, “Gelay artinya apaan sih?” Tenang, kamu nggak sendiri. Kata “gelay” sempat bikin geger dunia maya, jadi trending, dan dipakai di mana-mana. Tapi sebenarnya, gelay artinya apa sih? Yuk, kita bongkar sampai ke akarnya!
Apa Itu Gelay? Simpel Tapi Bikin Bingung!
Oke, langsung to the point. Gelay artinya… geli. Yap, sesimpel itu! Tapi tunggu dulu, bukan geli kayak digelitikin ya, tapi geli karena merasa risih, jijik, atau ilfeel.
Misalnya, kamu lihat pasangan alay pamer kemesraan di TikTok, terus kamu langsung reflek bilang, “Ih, gelay deh gue liatnya.” Nah, itu dia konteksnya. Jadi, gelay tuh bukan sekadar kata, tapi lebih ke ekspresi rasa nggak nyaman bercampur jijik tapi dengan cara yang… yah, agak nyeleneh.
Asal Mula Kata Gelay: Dari Siapa Sih?
Kata “gelay” meledak di media sosial sekitar tahun 2020-an. Netizen menemukan video selebgram yang bilang, “Aku tuh gelay banget sama cowok kayak gitu.” Dan boom! Sejak saat itu, semua orang mulai pakai kata itu, dari anak SMP sampai emak-emak TikTokan.
Menurut pengamat bahasa gaul, Risa Amelia, M.Ling, “Kata-kata seperti ‘gelay’ adalah contoh bagaimana bahasa terus berkembang, terutama di kalangan generasi muda yang sangat aktif di media sosial.”
Jadi, bisa dibilang gelay itu adalah anak kandung dari TikTok, Instagram, dan Twitter. Bahasa yang lahir dari kejenuhan akan kosa kata lama dan ingin tampil beda.
Gelay Bukan Cuma Kata, Tapi Perasaan
Kalau kamu pikir gelay cuma sekadar kata pengganti geli, kamu salah besar, bestie. Gelay itu lebih dalam. Dia tuh semacam… perasaan yang nggak bisa dijelaskan.
Bayangin kamu lihat orang ngunyah kerupuk tapi pakai topping sambal plus es krim. Nah, reflek kamu langsung bilang, “Ih, gelay!” Padahal nggak ada yang geli secara fisik, tapi ada rasa nggak nyaman maksimal di dalam hati.
“Gelay itu bukan cuma bahasa, tapi ekspresi psikologis masyarakat digital,” — Dr. Bambang Suhendra, Psikolog Sosial.
Gelay vs Geli: Beda Tipis Tapi Bermakna
Geli Itu Fisik, Gelay Itu Psikis
Geli: Digelitikin, kucing menjilat kaki, atau bulu sikat nyentuh telapak tangan.
Gelay: Lihat mantan sok romantis sama pacar baru, terus kamu pengin muntah tapi sambil ketawa.
Geli Itu Umum, Gelay Itu Gaul
Geli udah ada di KBBI. Gelay? Belum. Tapi jangan remehkan, karena gelay punya makna budaya dan sosial yang mendalam.
Kenapa Gelay Jadi Viral? Karena Kita Butuh Tertawa
Jujur aja, hidup kadang penuh tekanan. Dari tugas numpuk, kerjaan nggak kelar-kelar, sampai drama sosial media yang tiada habisnya. Dalam kondisi kayak gitu, bahasa gaul seperti gelay hadir sebagai escape room.
Menurut riset dari Digital Culture Institute, kata-kata viral seringkali jadi penyalur emosi kolektif. Bahasa kayak gelay, cringe, atau vibes menggambarkan apa yang kita semua rasakan, tapi bingung cara ngucapinnya.
Jadi, saat kita bilang “gelay,” kita sebenarnya sedang bilang, “Dunia ini absurd, dan aku butuh ekspresi buat ngungkapin itu!”
Contoh Penggunaan Kata Gelay dalam Kehidupan Nyata
1. Gelay Level 1: Cringe Tipis-tipis
Teman kamu update story pakai filter nangis tapi caption-nya: aku kuat kok. Kamu: “Ih, gelay deh.”
2. Gelay Level 2: Ilfeel Akut
Gebetan kamu tiba-tiba nyanyi dangdut sambil joget patah-patah pas dinner. Kamu: “Maaf, aku gelay.”
3. Gelay Level 3: Gagal Move On
Lihat mantan upload foto prewed. Kamu nonton diam-diam, terus tiba-tiba: “Gelay bener gue sumpah.”
Kata Gaul Lain yang Satu Geng Sama Gelay
Gelay artinya geli yang di-upgrade. Nah, ini dia kata-kata lain yang masih satu vibes:
- Cringe: Geli campur malu.
- Ilfeel: Nggak mood gara-gara sesuatu.
- Mager: Malas gerak, saudara kandung dari gelay kalau harus ketemu orang annoying.
- Receh: Lawakannya kecil, tapi bikin ngakak.
Gelay di Dunia Digital: Meme, Caption, dan Komentar
Nggak afdol kalau bahasa viral nggak nyasar ke meme. Kata “gelay” jadi bahan meme paling hits. Banyak juga dipakai di:
- Komentar TikTok: “Ih, gelay ngeliat dance-nya.”
- Caption Instagram: OOTD aku hari ini? Gelay-proof!
- Tweet receh: “Cowok pake stiker love-love di chat? Gelay alert.”
Haruskah Kita Pakai Kata Gelay?
Terserah kamu. Tapi satu hal pasti, kata “gelay” udah jadi bagian dari percakapan sehari-hari anak muda zaman now. Kalau kamu pengin nyambung ngobrol di tongkrongan, minimal tahu artinya dulu.
Namun, kata ini tetap harus dipakai dengan konteks yang pas. Jangan asal lempar ke orang tua atau guru, nanti malah kamu yang dianggap gelay.
Kata Pakar: Bahasa Gaul = Cermin Budaya
“Bahasa gaul seperti ‘gelay’ menunjukkan dinamika budaya anak muda yang terus berubah dan kreatif dalam mengekspresikan diri,” kata Prof. Siti Nuraini, ahli linguistik budaya dari Universitas Indonesia.
Jadi nggak usah takut kelihatan alay karena pakai bahasa ini. Selama kamu tahu kapan dan dengan siapa memakainya, gelay bisa jadi amunisi gaya bicaramu yang bikin kamu makin relate dan diterima.
Kesimpulan: Gelay, Lebih dari Sekadar Kata
Sekarang kamu udah tahu gelay artinya apa, asal-usulnya, cara pakainya, sampai konteks sosialnya. Kata ini bukan sekadar tren lewat doang, tapi bentuk ekspresi unik dari generasi digital.
Dan jangan kaget, bisa aja tahun depan muncul versi upgrade dari gelay. Mungkin “gledek”? Atau “geleng”? Entahlah. Tapi satu yang pasti: bahasa akan terus berubah, dan kita akan terus nemu cara baru buat bilang, “Ih, risih banget deh gue!”
Selamat bergelay-gelay ria, bestie. Tapi inget, jangan sampai gelay sama diri sendiri!
Referensi: https://arroyocp.com/