Menurut Koordinator Aksi Kamisan Semarang, Fathul Munif, kasus ini mencerminkan adanya upaya obstruction of justice. “Kapolrestabes Semarang terlibat aktif dalam penghalangan proses hukum, menyebarkan fitnah, melanggar etik, dan nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Munif di tengah aksi.
Munif juga mengecam tindakan kepolisian yang dianggap menutupi kesalahan Aipda Robig, anggota Satuan Resnarkoba Polrestabes Semarang, yang menembak tiga pelajar SMK, termasuk Gamma, hingga salah satu dari mereka meninggal dunia. Ia menilai persoalan ini bukan sekadar ulah oknum, melainkan kerusakan struktural dalam institusi kepolisian. “Kami mendesak evaluasi besar-besaran di tubuh Polri,” tambahnya.
Baca Juga : Prabowo Subianto Bahas Sarana Belajar oleh Mendikdasmen
Aksi Protes dengan Simbol Perlawanan
Di bawah gerimis hujan, para peserta aksi mengenakan payung hitam, membawa poster-poster bertuliskan berbagai tuntutan, dan bergantian berorasi menggunakan pengeras suara. Poster-poster itu berisi pesan seperti “Robig Tidak Bercerita Tiba-Tiba Tembak Siswa”, “Hukum Berat Polisi Pembunuh”, “Kerja Polisi Pamer Prestasi Lupa Evaluasi”, hingga “Usut Pelaku Fitnah”.
Annisa, salah satu orator, mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan Aipda Robig. “Tidak masuk akal seorang siswa berprestasi seperti Gamma harus kehilangan nyawa akibat ulah anggota kepolisian. Kami tidak akan berhenti menyuarakan keadilan untuk Gamma,” tegasnya.
Baca Juga : Prabowo Subianto: Politik Tidak Boleh Diwarnai Kebencian atau Caci Maki
Sementara itu, Natanael Bremana, orator lain, menyoroti intimidasi yang diduga dilakukan pihak kepolisian terhadap keluarga korban. “Kami menuntut pemecatan Kapolrestabes Semarang dan terus menyuarakan kebenaran atas ketidakadilan yang terjadi,” katanya.
Tuntutan Perubahan di Kepolisian
Aksi ini mencerminkan kemarahan masyarakat atas kasus-kasus kekerasan oleh oknum kepolisian yang kerap memakan korban dari masyarakat sipil. Demonstran menuntut Polri untuk tidak hanya menghukum pelaku, tetapi juga melakukan reformasi struktural guna mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum tersebut.
Baca Juga : Calon Pasangan RK-Suswono & Dharma-Kun Tak Ajukan Pilkada
Protes ini menjadi simbol perlawanan atas berbagai tindakan yang dinilai menciderai nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, terutama bagi para korban yang kehilangan nyawa akibat penyalahgunaan wewenang aparat.
Baca Juga : Pasangan Andika Perkasa-Hendi Ajukan Hasil Pilkada Ke MK
Leave a Reply