Perbedaan Sistem Parlementer dengan Sistem Semi-Parlementer: Pemahaman Mendalam

BERITA, POLITIK1721 Dilihat
banner 468x60

BBSNEWS.CO.ID, Dalam dunia politik, terdapat berbagai bentuk sistem pemerintahan yang diterapkan di berbagai negara. Dua di antaranya adalah sistem parlementer dan sistem semi-parlementer. Meskipun keduanya memiliki konsep yang mirip, terdapat perbedaan signifikan dalam struktur dan cara kerjanya. Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara sistem parlementer dan sistem semi-parlementer, serta implikasinya bagi stabilitas politik dan pemerintahan di sebuah negara.

Apa itu Sistem Parlementer?

banner 336x280

Sistem parlementer adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan eksekutif (pemerintah) berasal dari legislatif (parlemen). Dalam sistem ini, kepala pemerintahan biasanya adalah perdana menteri yang dipilih oleh anggota parlemen. Perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat diberhentikan melalui mosi tidak percaya. Negara-negara seperti Inggris, India, dan Jepang menerapkan sistem parlementer ini. Ciri khas dari sistem parlementer adalah hubungan yang erat antara eksekutif dan legislatif.

Ciri-Ciri Sistem Parlementer

  1. Kepala Pemerintahan: Perdana Menteri yang dipilih dari anggota parlemen.
  2. Kepala Negara: Biasanya adalah monarki atau presiden dengan peran seremonial.
  3. Pertanggungjawaban Eksekutif: Pemerintah bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat dijatuhkan jika mosi tidak percaya disahkan.
  4. Fungsi Parlemen: Parlemen memiliki kekuasaan yang sangat besar dalam pembentukan kebijakan dan pengawasan terhadap eksekutif.

Apa itu Sistem Semi-Parlementer?

Sistem semi-parlementer adalah sebuah bentuk pemerintahan yang menggabungkan elemen-elemen dari sistem parlementer dengan elemen-elemen dari sistem presidensial. Pada sistem ini, terdapat dua posisi yang memegang kekuasaan eksekutif, yaitu seorang presiden dan perdana menteri. Meskipun keduanya memiliki kekuasaan dalam menjalankan pemerintahan, namun peran dan hubungan antara presiden dan perdana menteri tergantung pada negara yang menerapkannya. Negara-negara seperti Prancis dan Portugal mengadopsi sistem semi-parlementer ini.

Ciri-Ciri Sistem Semi-Parlementer

  1. Kepala Pemerintahan: Perdana Menteri yang dipilih oleh parlemen.
  2. Kepala Negara: Presiden yang dipilih melalui pemilu dan memiliki kekuasaan tertentu dalam pemerintahan.
  3. Pembagian Kekuasaan: Terdapat pembagian tugas antara presiden dan perdana menteri, dengan presiden memiliki pengaruh lebih besar dalam beberapa aspek politik dan luar negeri.
  4. Sistem Tanggung Jawab: Pemerintah tetap bertanggung jawab kepada parlemen, namun presiden juga memiliki kekuasaan dalam pengambilan keputusan penting.
Baca Juga  Warga Rengasdengklok Dihebohkan Kemunculan Buaya di Got Pemukiman

Perbedaan Utama antara Sistem Parlementer dan Semi-Parlementer

  1. Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan:
    • Dalam sistem parlementer, posisi kepala negara biasanya terpisah dari kepala pemerintahan. Kepala negara memiliki peran seremonial, sementara kepala pemerintahan adalah perdana menteri.
    • Dalam sistem semi-parlementer, terdapat dua posisi yang memegang kekuasaan eksekutif: presiden (kepala negara) dan perdana menteri (kepala pemerintahan).
  2. Peran Presiden:
    • Di negara dengan sistem parlementer, presiden atau monarki sering kali memiliki peran yang sangat terbatas, lebih bersifat simbolik.
    • Di negara dengan sistem semi-parlementer, presiden memiliki peran lebih aktif dalam menjalankan pemerintahan, meskipun tidak setingkat dengan kekuasaan presiden dalam sistem presidensial.
  3. Struktur Pemerintahan:
    • Sistem parlementer menekankan pada dominasi legislatif, di mana pemerintah dapat digulingkan jika parlemen mengajukan mosi tidak percaya.
    • Sistem semi-parlementer memiliki keseimbangan lebih antara eksekutif dan legislatif, dengan presiden juga memiliki kekuasaan untuk mengontrol kebijakan eksekutif.
  4. Stabilitas Politik:
    • Sistem parlementer cenderung lebih stabil dalam hal hubungan antara eksekutif dan legislatif, tetapi dapat menjadi tidak stabil jika terjadi pergantian pemerintahan yang sering melalui mosi tidak percaya.
    • Sistem semi-parlementer memberikan fleksibilitas dengan adanya dua sumber kekuasaan, yang bisa meningkatkan stabilitas pemerintahan meski dapat menyebabkan ketegangan antara presiden dan perdana menteri.
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *